NAMA : REFASTY ADHIATIE HASNA
NPM : 17213356
KELAS : 3EA30
BAHASA
INDONESIA 2
1. Bagaimana
proses berpikir ilmiah dikaitkan dengan penalaran itu sendiri ?
Jawab :
Berfikir ilmiah merupakan proses
pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Proses berpikir secara
rasional lazim disebut penalaran. Dengan demikian, maka berpikir secara
rasional dapat disebut berpikir secara nalar atau berpikir secara logis.
Pengetahuan yang diperoleh tanpa proses berpikir aktif, yaitu pasif, adalah
pengetahuan intuitif. Penalaran hanya dikaitkan dengan kegiatan berpikir secara
sadar dan aktif, dan mempunyai karakteristik tertentu untuk menemukan
kebenaran. Dengan demikian, setiap bentuk penalaran menganut logika sendiri,
dan dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis yang menganut logika
tertentu.
Contoh
Kasus :
Ketika anak batitanya mengambil
sebuah pisau, seorang ibu langsung berusaha untuk mengambil sebilah pisau dari
si anak, karena sang Ibu berfikir pisau dapat membahayakan si anak. Kegiatan
berfikir sang ibu belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan ilmiah karena ibu
hanya mengira-ngira atau mempergunakan perasaan dalam kegiatan berfikirnya.
Berbeda dengan seorang mahasiswa psikologi yang dengan sengaja memberikan
sebilah pisau kepada anak batita dalam rangka untuk mengetahui bagaimana sistem
reflek si batita dalam mempergunakan pisau. Mahasiswa memiliki alasan yang
jelas yakni ingin mendapatkan pengetahuan tentang kemampuan seorang anak kecil,
sehingga memungkinkan kegiatannya disebut berfikir ilmiah.
2. Carilah
sikap-sikap ilmiah yang ada kaitannya dengan metode ilmiah !
Sikap ilmiah merupakan sikap yang
harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya
ilmiah. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh
seorang peneliti.
Untuk
dapat melalui proses penelitian yang baik dan benar, peneliti harus memiliki
sifat – sifat berikut ini:
a.
Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada
kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b.
Sikap kritis
Sikap
kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan
dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c.
Sikap terbuka
Sikap
terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi,
kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena
tidak sepaham atau tidak sesuai.
d.
Sikap objektif
Sikap
objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti
perasaan pribadi.
e.
Sikap rela menghargai karya orang
lain
Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f.
Sikap berani mempertahankan kebenaran
Sikap
ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil
yang ada.
g.
Sikap menjangkau ke depan
Sikap
ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi
pengembangan bidang ilmunya. Sikap ilmiah ini juga harus ada pada diri Anda
ketika menyusun buku ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap
ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak
menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis
dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.
Contoh kasus yang saya ambil dari
sikap rela menghargai karya orang lain :
Ada seorang mahasiswa sedang
menyusun penulisan ilmiahnya. Didalam tulisannya terdapat beberapa teori yang
diambil dari para ahli. Dan mahasiswa tersebut mencantumkan setiap sumber yang
ia ambil.
3. Membedakan Karangan Ilmiah dan Non
Ilmiah
Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
a)
Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai macam karangan ilmiah,
berikut diantaranya :
· Laporan
Penelitian
Laporan
yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai
oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh
Departemen Kebudayaan, dsb.
· Skripsi
Tulisan
ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si)
· Tesis
Tulisan
ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
· Disertasi
Tulisan
ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
· Surat
pembaca
Surat yang
berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
· Laporan
kasus
Tulisan
mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
Ciri-ciri karangan ilmiah antara lain:
- Kejelasan
- Kelogisan
- Kelugasan
- Keobjektifan
- Keseksamaan
- Kesistematisan
- Ketuntasan
b)
Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal). Macam-macam
yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
Ciri-ciri karangan non ilmiah antara lain :
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Gaya bahasa konotatif dan populer
- Tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
- Bersifat imajinatif
- Situasi didramatisir
- Bersifat persuasif
- Tanpa dukungan bukti
Contoh
Karangan Non Ilmiah berupa Cerpen :
Arti Sebuah Waktu
By:
Irmajajil
Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa
terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya.
Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang
tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar
kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak
berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang
“Kamu boleh pergi ke kota nak”.
Mendengar
perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk
pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di
sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah
dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di
tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya
“kenapa nak kamu tersenyum sendiri?” “Saya sedang membayangkan andaikan saja ku
bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia.
Dan
nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata
“Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin
segera meraih cita-citamu”. “Baik nek”, kata wanita tadi. Kemudian tak berapa
lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi.
Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama
di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa
mengoprasi wajahnya. Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya
pun menjadi cantik.
Sumber :