NAMA :
REFASTY ADHIATIE HASNA
KELAS :
1EA30
NPM :
17213356
TUGAS RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR
BAB 7. MANUSIA
DAN KEADILAN
1. KEADILAN
A.
Pengertian
Keadilan
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Keadilan oleh
Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang
yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Menurut
Socrates, keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak
pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kong Hu Cu berpendapat lain
: Keadilann terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada
nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati. Menurut pendapat yang
lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang
seimbang antara hak dan kewajiban.
B. Contoh
Keadilan pada Kehidupan Sehari-hari
Misalnya
saja kita sebagai warga Negara berhak mendapat keadilan dengan bebas berpendapat
dan mempunyai hak yang bebas. Dan juga misalnya keadilan dalam keluarga seperti
anak berhak mendapatkan kasih sayang serta pengawasan dari orangtuanya.
C. Macam-macam
Keadilan
1). Keadilan
Individual
Keadilan
Individual adalah keadilan yang tergantung dari kehendak baik atau buruk
masing-masing individu. Misalnya, seorang ibu memberikan uang saku kepada
anaknya, sesuai kebutuhannya. Kalau ibu tersebut memberikan uang saku yang sama
kepada semua anaknya, tindakan ibu tersebut dikatakan tidak adil meskipun ia
memberi secara sama rata.
2). Keadilan
Sosial
Keadilan Sosial
adalah keadilan yang pelaksanaannya tergantung dari struktur kekuasaan dalam
masyarakat. Misalnya, hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
3). Keadilan
dalam Filsafat Politik
a. Keadilan
Utilitaris
Keadilan yang
menekankan pada suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
kegunaan atau manfaat yang sebesar-besarnya bagi sebagian orang berdasarkan
moral.
b. Keadilan
Intuisionis
Keadilan yang
mendasarkan pada intuisi (kebenaran yang tidak dapat dibuktikan).
c. Keadilan
sebagai Fairness
Keadilan yang
mendasarkan pengalaman bahwa manusia merupakan yang rasional dan bermoral.
2.
KEADILAN
SOSIAL
Berbicara
tentang keadilan Anda tentu ingat akan dasar Negara kita ialah Pancasila Sila
kelima yang berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bung
Hatta dalam uraiannya mengenai sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah langkah yang
menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.
Untuk
mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu
dipupuk, yakni :
a. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
c.
Sikap suka memberi pertolongan kepada
orang yang memerlukan.
d.
Sikap suka bekerja keras.
e. Sikap menghargai hasil karya orang lain
yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
3.
KEJUJURAN
Kejujuran
atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada hakekatnya
kejujuran atau jujur dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran
pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap
kesalahan atau dosa.
4. KECURANGAN
4. KECURANGAN
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan
licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling
hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam
sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek
peradaban, dan aspek tekhnik.
5.
PEMULIHAN
NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Pada hakekatnya, pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atauu tidak sesuai dengan akhlak.
Contohnya
misalkan seorang pencuri dicemooh oleh sekitar lingkungannya dan dicap sebagai
pencuri, dengan memulihkan nama baiknya pencuri itu bertaubat dengan taubat
nasuha dan meminta maaf agar dilihat lingkungannya bahwa pencuri itu sudah
berubah.
6. PEMBALASAN
6. PEMBALASAN
Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan
yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang.
Pembalasan
disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan
yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan
balasan yang tidak bersahabat pula.
Contohnya
dizaman sekarang sedang maraknya tawuran dilingkungan sekolah itu disebabkan
saling tidak terima dan akhirnya terus terjadi pembalasan.
BAB
8. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
A. Pengertian
Pandangan Hidup
Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidunya.
Akan
tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri
dari 3 macam :
a. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b. Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada Negara tersebut.
c. Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
2. CITA-CITA
A. Pengertian
Cita-Cita
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan masa yang akan dating. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia
yang makin tinggi tingkatannya.
Dulu
waktu saya sering berganti cita-cita dari ingin menjadi kasir, guru, dokter dll
tapi sekarang saya sudah beranjak dewasa jadi saya lebih matang memikirkan
cita-cita. Saya sekarang bercita-cita ingin sekali menjadi wanita karier dan
pengusaha. Jadi saya ingin saya bekerja tapi sambil mengurus usaha yang saya
buat.
3.
KEBAJIKAN
A. Pengertian
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Contoh
kebajikan misalnya saja saling menolong sesame itu salah satunya dan masih banyak
lagi. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal.
Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang
masih dalam kandungan. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang
adalah lingkungan(environment). Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku
seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.
4.
USAHA
DAN PERJUANGAN
A. Pengertian
Usaha dan Perjuangan
Usaha
dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagia hidup manusia adalah usaha dan
perjuangan. Contoh usaha untuk untuk setiap manusia misalnya, manusia harus
bekerja keras dan usaha memperjuangkan cita-citanya agar mendapatkan hidup yang
layak dan sukses.
5. KEYAKINAN
ATAU KEPERCAYAAN
A. Keyakinan
atau Kepercayaan
Keyakinan
atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,
yaitu :
a. Aliran
Naturalisme
Aliran Naturalisme berintikan spekulasi keyakinan.
Contohnya jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakana Tuhan ada. Bagi
yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
b. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Contohnya keyakinan kita
ketika menjawab soal dengan ujian jadi hal itu menggunakan logika dan akal.
c. Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan ghaib dan juga akal.
Kekuatan ghaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan
sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Contohnya percaya kita dengan adanya makhluk
ghaib dikehidupan kita.
BAB
9. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
1.
PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus bahasa Indonesia
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya,
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.
2.
MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
a. Tanggung
jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut
kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi.
Contoh : Andi seorang pelajar yang malas sekali
belajar. Hampir setiap harinya ia mengerjakan PR dengan mencontek temannya
akibatnya pada saat Ujian Nasional Andi tidak dapat mengerjakan satupun soal
tersebut akibatnya ia mendapatkan nilai jelek 9 tidak sempurna)
b. Tanggung
jawab terhadap keluarga
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga,
tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,
dan kehidupan.
Contoh : Seorang Ayah bekerja banting tulang untuk
menafkahi istri dan anaknya dirumah.
c. Tanggung
jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Contoh : Pak Rudi menjadi seorang RT dilingkungan
rumahnya ia mempunya tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugasnya dan
bertanggung jawab kepada masyarakatnya.
d. Tanggung
jawab kepada Bangsa/Negara
Dalam berpikir, berbuat bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara.
Contoh : Seorang anggota Presiden bertugas untuk
mengatur rakyatnya dan bertanggung jawab akan Negaranya.
e. Tanggung
jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung
jawab langsung terhadap Tuhan.
Contoh : Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai
dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.
Tanggung
jawab Saya dirumah adalah sebagai anak Saya harus mengabdi pada orangtua Saya.
Dan sebagai kakak Saya harus menjaga adik Saya dan mengajarkan hal-hal yang
baik. Tanggung jawab Saya dikampus sebagai mahasiswa Saya harus bisa mematuhi
peraturan dikampus yang ada. Dan Saya harus bisa bertanggung jawab pada
tugas-tugas yang diberikan dosen.
3.
PENGABDIAN
DAN PENGORBANAN
1. Pengertian
Pengabdian
Pengabdian
dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua
itu dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam
pengabdian :
a. Pengabdian
kepada keluarga
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhannya, hal itu berarti mengabdi kepada keluarganya.
Contoh : Ayah dan Ibu seorang pegawai negeri. Ibu
harus bekerja karna ibu mempunyai empat orang anak jadi untuk membantu keuangan
ibu bekerja. Tetapi dengan Ibu ikut bekerja Ibu dapat bertanggung jawab juga
sebagai Ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya.
b. Pengabdian
kepada agama atau kepada Tuhan
Penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Contoh : Pak Rudi bekerja sebagai petani dan
kehidupannya sederhana tapi ia tetap bersyukur kepada Tuhan dan terus taat
beribadah walaupun keadaannya seperti itu.
c. Pengabdian
kepada Negara dan bangsa
Bertanggung jawab apa yang dilakukan terhadap
Negara.
Contoh : Pegawai negeri yang bertugas menjaga mercu
suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari
masyarakat ramai, sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari lau tidak
pernah berenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersembunyi diri dalam
mengabdikan diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang.
2. Pengertian
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata
korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti
pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai
tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau
mendengarkan kotbah agama.
Macam-macam pengorbanan :
a. Pengorbanan
terhadap Tuhan/agamanya
b. Pengorbanan
terhadap bangsa/Negara
c. Pengorbanan
terhadap masyarakat
d. Pengorbanan
terhadap keluarga
e. Pengorbanan
terhadap diri sendiri
Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi dan kapan
saja diperlukan.
Perbedaan
antar pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan, sulit dikatakan
pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya.
Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesame teman.
Pengabdian
lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk kepada pemberian sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar